Bandung - Wali Kota Bandung Dada Rosada melakukan peletakan batu pertama proyek pembangunan cable car, Selasa (12/6/2012).
Acara peletakan batu pertama ini digelar di Jl Djunjunan tepatnya di lapangan parkir Cipaganti. Acara ini tampak ramai dihadiri sejumlah pejabat serta para pengusaha asal Kota Bandung, Jakarta, ataupun daerah lainnya, serta perwakilan dari Swiss.
Acara peletakan batu pertama ini digelar di Jl Djunjunan tepatnya di lapangan parkir Cipaganti. Acara ini tampak ramai dihadiri sejumlah pejabat serta para pengusaha asal Kota Bandung, Jakarta, ataupun daerah lainnya, serta perwakilan dari Swiss.
Dada Rosada Lakukan Peletakan Batu Pertama Cable Car Bandung Skybridge (Inilah.com/Evi Damayant) |
Cable car merupakan salah satu proyek moda transportasi massal yang bakal dibangun di Kota Bandung untuk mengurangi kemacetan.
Rencananya, moda trasportasi sejenis kereta gantung ini akan membentang dari Pasar Lembang sampai poros tol Pasteur dan jalan layang Pasupati.
SKYBRIDGE - Sejumlah perempuan melihat gambar cable car Bandung Skybridge di Pasteur, Bandung, Selasa (12/6/2012) siang. (tribunnews.com/Agung Yulianto) |
Jalur cable car Bandung-Lembang akan melintasi sepanjang Sungai Cikapundung. Rencananya, moda transportasi itu akan digunakan untuk mengangkut penumpang, bukan untuk sarana wisata.
Menurut Dada, pembangunan cable car itu menjadi bagian dari penataan wajah kota Bandung. Kereta gantung ini akan terintegrasi dengan sistem transportasi massal yang tengah dipersiapkan Kota Bandung lainnya, seperti monorail yang disiapkan Kalla Group, dan Trans Metro Bandung yakni busway ala Kota Bandung.
Bila terealisasi, maka moda kereta gantung akan menjadi moda pertama di kota ini dan juga di Indonesia. Kereta ini akan difungsikan sebagai alat transportasi masyarakat. Selain membangun kereta gantung ini, Kota Bandung juga menyiapkan areal parkir di luar kota. Parkir disediakan bagi kendaraan milik warga yang akan memakai moda angkutan massal ini.
"Fasilitas ini merupakan upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung, diperuntukkan penumpang dan bukan untuk wisata saja," kata Wali Kota Bandung H Dada Rosada.
Komisaris PT Cipaganti Group Marzuki Usma mengatakan, perusahaannya akan ikut urunan membiayai pembangunan cable car itu. Sementara pengembangan ke depan, masih terus dibicarakan. »Tentu dalam pembangunannya kita akan ikut sharing pembiayaan,” kata dia. »Banyak yang bisa dibicarakan.”
Perwakilan Doppelmayr untuk Indonesia, Hans Jost mengatakan, kapasitas maksimal cable car mampu menangkut 40 ribu pernumpang setiap jamnya. Tapi, kata dia, yang akan dibangun di Bandung adalah kereta gantung dengan kapasitas moderat, yakni sanggup mengangkut 4.800 penumpang per jam.
Hans mengatakan, dengan pengoperasian cable car itu, Kota Bandung bisa mereduksi penggunaan kendaraan hingga seribu kendaraan per jamnya. Ditambah, kata dia, kereta gantung memiliki sejumlah kelebihan. »No noise fo the cable car durring operaiotn, enviromentally friendly, creating n o air polution at all,” kata dia.
Menurut dia, tipe kereta gantung yang akan dibangun di Bandung mirip dengan kereta serupa yang belum lama dipasang Doppelmayr di London, Caracas, serta sejumlah kota di Timur Tengah.
Menurut Dada, pembangunan cable car itu menjadi bagian dari penataan wajah kota Bandung. Kereta gantung ini akan terintegrasi dengan sistem transportasi massal yang tengah dipersiapkan Kota Bandung lainnya, seperti monorail yang disiapkan Kalla Group, dan Trans Metro Bandung yakni busway ala Kota Bandung.
Bila terealisasi, maka moda kereta gantung akan menjadi moda pertama di kota ini dan juga di Indonesia. Kereta ini akan difungsikan sebagai alat transportasi masyarakat. Selain membangun kereta gantung ini, Kota Bandung juga menyiapkan areal parkir di luar kota. Parkir disediakan bagi kendaraan milik warga yang akan memakai moda angkutan massal ini.
"Fasilitas ini merupakan upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung, diperuntukkan penumpang dan bukan untuk wisata saja," kata Wali Kota Bandung H Dada Rosada.
Komisaris PT Cipaganti Group Marzuki Usma mengatakan, perusahaannya akan ikut urunan membiayai pembangunan cable car itu. Sementara pengembangan ke depan, masih terus dibicarakan. »Tentu dalam pembangunannya kita akan ikut sharing pembiayaan,” kata dia. »Banyak yang bisa dibicarakan.”
Perwakilan Doppelmayr untuk Indonesia, Hans Jost mengatakan, kapasitas maksimal cable car mampu menangkut 40 ribu pernumpang setiap jamnya. Tapi, kata dia, yang akan dibangun di Bandung adalah kereta gantung dengan kapasitas moderat, yakni sanggup mengangkut 4.800 penumpang per jam.
Hans mengatakan, dengan pengoperasian cable car itu, Kota Bandung bisa mereduksi penggunaan kendaraan hingga seribu kendaraan per jamnya. Ditambah, kata dia, kereta gantung memiliki sejumlah kelebihan. »No noise fo the cable car durring operaiotn, enviromentally friendly, creating n o air polution at all,” kata dia.
Menurut dia, tipe kereta gantung yang akan dibangun di Bandung mirip dengan kereta serupa yang belum lama dipasang Doppelmayr di London, Caracas, serta sejumlah kota di Timur Tengah.
SkyBridge Transportasi Umum di ASIA
Pembangunan proyek transportasi Cable Car Bandung SkyBridge (BSB) diklaim menjadi satu-satunya kereta gantung yang dijadikan alat transportasi massal di Asia.
"Bukan hanya di Indonesia, atau Asia Tenggara, tapi di seluruh Asia baru Bandung yang menjadikan kereta gantung sebagai transportasi publik," ujar Direktur Utama PT Aditya Dharmaputra Persada, Sandjaya Susilo di Stasiun BSB Ateja Land Lestari, Jalan Pasteur 196, Kota Bandung, Selasa (12/6/2012).
Pengembang BSB di Kota Bandung ini berharap, kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan juga membangun kereta gantung sebagai sarana transportasi.
"Cable Car ini merupakan sistem transportasi ramah lingkungan, karena tidak mengeluarkan emisi. Selain itu tidak bersuara atau bising," katanya.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (PLT) Kadishub Bandung Ubad Bachtiar mengungkapkan, BSB mampu menjadi solusi untuk mengurangi jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor. Menurutnya, saat ini pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Bandung mencapat 11 persen pertahunnya.
"Selain mengurangi kendaraan bermotor juga bisa mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh bangunan liar, parkir liar, dan pasar tumpah," jelasnya.
Tidak hanya itu, bahkan dengan adanya Cable Car ini diharapkan, bisa mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh keluar-masuknya kendaraan dari luar Kota Bandung melalui jalan tol yang mencapat 15 ribu perhari.
"Bukan hanya di Indonesia, atau Asia Tenggara, tapi di seluruh Asia baru Bandung yang menjadikan kereta gantung sebagai transportasi publik," ujar Direktur Utama PT Aditya Dharmaputra Persada, Sandjaya Susilo di Stasiun BSB Ateja Land Lestari, Jalan Pasteur 196, Kota Bandung, Selasa (12/6/2012).
Pengembang BSB di Kota Bandung ini berharap, kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan juga membangun kereta gantung sebagai sarana transportasi.
"Cable Car ini merupakan sistem transportasi ramah lingkungan, karena tidak mengeluarkan emisi. Selain itu tidak bersuara atau bising," katanya.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (PLT) Kadishub Bandung Ubad Bachtiar mengungkapkan, BSB mampu menjadi solusi untuk mengurangi jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor. Menurutnya, saat ini pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Bandung mencapat 11 persen pertahunnya.
"Selain mengurangi kendaraan bermotor juga bisa mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh bangunan liar, parkir liar, dan pasar tumpah," jelasnya.
Tidak hanya itu, bahkan dengan adanya Cable Car ini diharapkan, bisa mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh keluar-masuknya kendaraan dari luar Kota Bandung melalui jalan tol yang mencapat 15 ribu perhari.
Sumber :