Dikatakan provokatif dan bersifat mengancam, karena peluncuran roket tiga tingkat ini bisa diartikan sebagai upaya serius mengembangkan rudal balistik jarak jauh. Korea Utara dan Jepang menyatakan terusik dengan peluncuran ini dan mendesak PBB untuk lebih menekan Pyongyang. Militer Jepang telah mempersiapkan rudal anti-rudal Patriot untuk menjatuhkan Unha-3. Tetapi, sampai dengan selongsong roket tingkat dua jatuh di perairan utara Filipina, Patriot tak pernah ditembakkan.
Mayoritas media di Korea Selatan, Jepang dan China mengomentari peluncuran Unha-3 sebagai yang terjadi pada saat yang tidak diharapkan. Sementara Sekjen PBB Ban Ki-moon menimpalinya sebagai pelanggaran nyata terhadap Resolusi PBB. Pasalnya, dengan resolusi tersebut, PBB telah melarang negeri ini untuk meneruskan pengembangan rudal balistik jarak jauh. Banyak negara menilai, satelit bukan lah tujuan utama. “Mereka tengah mempersiapkannya untuk melontarkan nuklir.,” kata seorang pengamat militer Barat.
Sebelum peluncuran ini, Korea Utara diketahui mengalami kegagalan pada April 2012. Saat itu, roket serupa tiga tingkat meledak hanya beberapa saat setelah diluncurkan. Pada April 2009 menyatakan telah meluncurkan roket serupa tapi dilaporkan gagal oleh militer AS. Militer AS juga melaporkan telah terjadi kegagalan pada roket Taepodong-2 yang dluncurkan pada Juli 2006. PBB melayangkan resolusi kepada negeri ini karena pada saat bersamaan juga tengah dibangun reaktor nuklir untuk keperluan persenjataan.
Sumber : Angkasa