••••Selamat Datang di Info Kita Saja Blog••••
Terbaru Hari Ini
print this page
Postingan Baru
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Diam - diam SBY Pikirkan Pemindahan Ibu Kota Negara Keluar Jakarta

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sempat mempertimbangkan usulan atau pemikiran untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta. Terlebih, berbagai wacana tersebut sudah bermunculan di berbagai media dan menjadi pokok bahasan dalam setiap diskusi.

Diam - diam SBY Pikirkan Pemindahan Ibu Kota Negara Keluar Jakarta

"Empat hingga lima tahun lalu diam-diam saya memikirkan sudah saatnya Indonesia membangun pusat pemerintahan yang baru di luar Jakarta. Waktu itu bermunculan debat dan wacana," kata SBY dalam keterangan pers di sela-sela kunjungan kerja di St. Petersburg, Rusia, Sabtu (7/9), seperti dilansir Antara.

Meski sudah menjadi berbagai perdebatan, SBY memilih diam dan tidak banyak bicara. Namun, secara diam-diam ia membentuk tim kecil untuk mempelajari wacana tersebut.


"Saya memilih diam dan kemudian membentuk tim kecil untuk pikirkan pemindahan ibu kota. Biar pusat ekonomi perdagangan di Jakarta dan goverment centre di tempat lain," lanjutnya.

Pemikirannya itu tak lepas dari pengalaman beberapa negara lain yang berhasil memindahkan ibu kotanya, Malaysia, Australia, Turki dan Kazakhstan. Ia menilai, ada nilai lebih yang dapat dipetik, antara lain tata kota yang lebih baik dan juga hal-hal lainnya dapat membentuk citra positif Indonesia.

Meski begitu, SBY kembali mengingatkan agar Jakarta terus dibenahi dan dikembangkan menjadi pusat bisnis, perdagangan, jasa dan pariwisata. Dengan demikian, Jakarta tetap berkembang menjadi kota yang lebih maju dan menarik.

"Kita sama-sama menyaksikan ibu kota Astana (Kazakhstan-red), yang sangat khas, gedungnya ikonik dengan arsitektur yang luar biasa. Kota yang teratur dengan desain yang bagus," paparnya.

Pilihannya memilih diam dan tidak mengumumkan pembentukan tim kecil itu dilakukan demi menghindari perdebatan publik. Padahal belum didiskusikan dan dipandang lebih luas.

"Saya memilih diam, karena biasanya apapun muncul ide baru langsung didebat dan disalahkan. Sebaliknya, kalau bilang tidak perlu pindah, juga didebat," kata Presiden.

Menurutnya, pembenahan sudah sulit dilakukan bila pusat pemerintahan tetap di Jakarta. Dia meyakini, proses itu bisa dijalani pada pemerintahan berikutnya dengan kemampuan anggaran yang lebih tepat.

Apalagi, pemindahan pusat pemerintahan tidak hanya memakan biaya yang cukup tinggi, tapi juga memerlukan biaya politik. Meski demikian hal itu bisa dilakukan bila memang kebutuhannya sudah mendesak dan didasari kepentingan bangsa dan negara.

"Saya berpikir tugas presiden berikutnya, bila secara ekonomi kita sudah kuat dan tidak ada solusi yang baik untuk Jakarta, maka tidak keliru kita pikirkan tempat yang bisa bangun pusat pemerintahan baru," paparnya.

Rencana atau pemikiran pemindahan pusat pemerintahan telah ada sejak zaman Belanda. Pemerintah Hindia Belanda memiliki rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Sementara pada zaman pemerintahan Presiden Soekarno, Palangkaraya telah disiapkan untuk menjadi ibu kota menggantikan Jakarta dan terakhir di masa pemerintahan Presiden Soeharto, kawasan Jonggol direncanakan sebagai pusat pemerintahan. (Merdeka)
0 komentar

4 Cerita Tuah Bung Karno Di Timur Tengah

Tidak hanya di dalam negeri, nama Soekarno begitu harum di luar negeri. Presiden pertama Indonesia begitu dikagumi dan disegani.

Bung Karno adalah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia. Perjuangan yang begitu gigih untuk memerdekakan bangsa Indonesia ternyata menjadi inspirasi orang-orang di seluruh dunia.


4 Cerita Tuah Bung Karno Di Timur Tengah

Meski sudah lama meninggal, nama Bung Karno masih begitu harum. Semua orang mengagumi. Saking hebatnya, nama Bung Karno masih bertuah, bahkan sampai di luar negeri.

Sudah banyak cerita orang-orang mancanegara begitu mengagumi sosok Bung Karno. Berikut beberapa cerita orang yang mengagumi Bung Karno:


1. Wali kota tercantik kagumi Bung Karno

Bashaer Othman pernah mengunjungi Indonesia beberapa waktu yang lalu. Kedatangannya ke Indonesia menjadi perhatian banyak pihak karena ia menjadi wali kota termuda di dunia di usia 15 tahun.



Ia adalah wali kota Allar, Tulkarm, Tepi Barat, Palestina. Di tengah banyak orang mengagumi dirinya, Bashaer Othman justru mengaku bisa menjadi orang hebat karena tokoh idolanya. Tokoh itu adalah Bung Karno. Ya, Bashaer rupanya mengidolakan Bung Karno.

"Saya sangat terinspirasi oleh Soekarno. Alasannya karena Bung Karno yang pertama kali menyuarakan Palestina adalah negara berdaulat," kata Bashaer.

Ia juga mengaku, tidak hanya dirinya yang mengagumi Soekarno. Banyak pemuda di Palestina juga mengagumi Soekarno.


2. Orang Indonesia diistimewakan di masjid Imam Bukhari

Cerita ini diungkapkan oleh Al Arthur Muchtar alias Bucek Depp saat menjadi bagian dari Tim Ekspedisi Fastron-Metro TV yang mengelilingi negara-negara Asia dan Eropa di acara Kick Andy.

Bucek menceritakan, saat itu rombongannya tiba di Desa Khartank, Samarkand, Uzbekistan. Rombongan tiba di kota itu pada malam hari.

Lalu Bucek dan timnya mampir ke sebuah masjid yang di dalamnya terdapat makam Imam Bukhari. Tak disangka, Bucek bertemu dengan penjaga masjid.

Bucek makin terheran karena ia ternyata mendapat sambutan istimewa. Lampu-lampu masjid yang semula padam karena sudah larut malam kemudian dihidupkan kembali demi menyambut rombongan dari Indonesia.

Bahkan, Bucek dan tim diperkenankan mengunjungi makam Imam Bukhari. Padahal, biasanya makam Imam Bukhari tertutup untuk umum. Karena rombongan berasal dari Indonesia, mereka pun dipersilakan untuk berziarah.

Bucek kemudian bertanya, mengapa ia mendapat sambutan istimewa, sang penjaga masjid pun bercerita karena rombongan berasal dari Indonesia. Masyarakat di sana mengucapkan terima kasih karena berkat Bung Karno makam Imam Bukhari menjadi terawat. Untuk itulah, setiap orang Indonesia datang ke sana selalu mendapat perlakuan istimewa.

Kabarnya, suatu hari saat Bung Karno mengunjungi Uzbekistan, ia sedih karena melihat makam Imam Bukhari tidak terawat. Kemudian Bung Karno langsung berbicara kepada pemimpin tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev agar makam Imam Bukhari dirawat. Saat itulah, makam perawi hadist Nabi Muhammad SAW itu terawat dengan baik.


3. Pengagum Soekarno di Kota Gaza

Usianya sudah delapan dasawarsa, namun semangatnya masih menyala. Apalagi ketika berbicara soal Presiden Soekarno. Dia salah satu dari sekian banyak pengagum presiden pertama Indonesia itu.

Namanya Salim. Dia menegaskan sangat mengidolakan Soekarno. Ayah tujuh anak yang berjalan dengan bantuan tongkat ini mengaku dua kali bertemu Soekarno di Jakarta. Kejadiannya sekitar 1960-an. "Dia pemimpin agung. Saya sangat menghormati dia," katanya saat ditemui merdeka.com di pusat latihan olah raga di Kota Gaza, Senin (22/10).

Kesempatan emas itu datang karena dia adalah juara tenis meja dari Palestina. Dia juga pernah menjabat ketua Federasi Tenis Meja Palestina.

Salim memuji Soekarno sebagai pemimpin besar dan berani terhadap negara-negara kuat. "Dia sangat teguh memegang prinsip, Dia berani menentang negara-negara besar," ujarnya seraya mengacungkan jempol.

Dia menyatakan pertemuan dengan Soekarno itu menjadi pengalaman berkesan tidak akan terlupakan selama hidupnya.


4. Wartawan dilepas tentara Mesir karena Bung Karno

Setelah sempat ditahan oleh tentara Mesir, Munawar Makyanie akhirnya dilepaskan. Siapa sangka wartawan Antara itu dilepas karena nama besar seorang Bung Karno, presiden pertama Indonesia.

Ceritanya, ketika Munawar selama sekitar tiga jam meliput pagelaran tank tempur di Jalan Salah Salim, jalan utama yang menghubungkan Bandara Internasional dan pusat kota Kairo, pada Jumat (16/8) silam. Ia saat itu hendak salat Jumat di Masjid Al Azhar di Distrik Hussein dan sedianya akan meliput aksi unjuk rasa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di Bundaran Ramses, pusat kota Kairo.

Ketika melintas di Jalan Salah Salim, ada peristiwa menarik untuk diliput, dan Munawar pun mengambil gambar barisan tank tempur tersebut setelah minta izin kepada seorang tentara di sekitarnya, dan dipersilakan. Baru beberapa kali menjepret, seorang tentara yang agak senior berteriak dari jauh, "Mamnu tashwir" (dilarang motret)," sambil berlari ke arah Munawar.

Munawar digiring masuk mobil. Dia juga sempat diperiksa dan dibentak beberapa kali. Munawar sempat pasrah nasibnya akan berakhir hari itu. Seorang petugas beruban, tampaknya pejabat senior, meminta identitas diri, dan Munawar pun menyerahkan semua dokumen identitas berupa paspor, kartu pers, STNK, SIM Mesir, dan kartu Cairo Sporting Club.

Saat membuka paspor Munawar, petugas tersebut spontan berucap, "Oh dari Indonesia ya, Soekarno, 'anaa uhibbu Soekarno' (saya cinta Soekarno)," sambil senyum takzim dan menunjukkan kedua jempol tangannya, dan dia pun keluar dari ruangan interogasi.

Lalu seorang pria berpakaian sipil berwajah angker mulai menginterogasi Munawar dengan beragam pertanyaan memojokkan. Di tengah interogasi, tiba-tiba datang seorang petugas berbeda lagi, berpakaian rapi dengan senyum ramah, meminta Munawar untuk ke ruang tamu.

"Mohon maaf, ini hanya salah pengertian saja. Bapak Munawar Saman Makyanie boleh kembali ke rumah", kata pria berdasi itu sambil menyerahkan kembali telepon genggam, dan semua dokumen identitas, serta kamera, tapi memory card kamera sudah dicopot.

Munawar pun diantar kembali ke tempat semula ditahan, yaitu Jalan Salah Salim, dalam posisi mata dan wajah kembali ditutup dengan kain hitam. (Merdeka)
0 komentar

Soekarno dan kisah-kisah lucu di awal kemerdekaan RI

Rangkaian teks proklamasi yang dibacakan di Jl Pegangsaan, Jakarta, itu mengubah segalanya. 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB pagi telah lahir negara berdaulat bernama Republik Indonesia. Bangsa yang kini tak mau lagi tunduk di bawah senapan Belanda, samurai Jepang ataupun meriam Inggris.

Soekarno dan kisah-kisah lucu di awal kemerdekaan RI

Tak mudah menciptakan negara baru di akhir perang dunia II. Dimana seluruh kekayaan Indonesia nyaris ludes disikat Jepang untuk kebutuhan perang.

Tapi semangat kemerdekaan mengalahkan segalanya. Walau banyak rakyat yang belum mengerti apa itu kemerdekaan.


Presiden Soekarno menyampaikan sebuah kisah. Beberapa saat setelah proklamasi, rakyat naik kereta, mereka terkejut ketika kondektur menagih ongkos. "Lho, buat apa? Kita kan sudah merdeka," kata mereka bingung.

Itulah potret di awal kemerdekaan. Tak selamanya selalu berkisah tentang perang dan heroisme. Berikut beberapa kisah lucu lainnya seperti yang diceritakan Presiden Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.



1. Mobil curian untuk yang mulia presiden

Republik Indonesia baru diproklamasikan. Jelas saja belum ada mobil kepresidenan untuk Soekarno. Masa iya, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia harus jalan kaki kemana-mana?

"Para pengikutku yang setia menganggap sudah seharusnya seorang presiden memiliki sebuah sedan mewah. Karena itu mereka mengusahakannya. Sudiro mengetahui ada sebuah Buick besar muat tujuh orang yang merupakan mobil paling bagus di Jakarta. Dengan gorden di jendela belakang."

"Sayang mobil ini milik Kepala Jawatan Kereta Api, seorang Jepang. Tetapi soal begini tidaklah membuat pusing Sudiro. Tanpa kuketahui, dia pergi mencari mobil itu dan menemukannya sedang diparkir di sebuah garasi," ujar Soekarno dalam biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang ditulis Cindy Adams.

Sudiro yang mengenal supir itu langsung meminta sang supir menyerahkan kunci mobil Buick mewah tersebut. Sopir itu bertanya akan diapakan mobil tersebut. "Saya bermaksud memberikannya kepada Presiden kita," balas Sudiro.

Sopir muda itu pun mengangguk setuju. Dia menyerahkan kunci mobil majikannya pada Sudiro. Sopir ini pun kemudian disuruh Sudiro pulang kampung agar tidak dicari majikannya.

2. Perintah pertama Presiden Soekarno

Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.

Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno sebagai presiden.

Sesederhana itu. Maka jadilah Soekarno sebagai Presiden pertama RI. Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil kepresidenan yang mengantar Soekarno. Maka Soekarno pun pulang berjalan kaki.

"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!" ujar Soekarno.

Itulah perintah pertama presiden RI. "Sate ayam 50 tusuk!"

Soekarno kemudian jongkok di pinggir got dekat tempat sampah. Sambil berjongkok, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Itulah pesta perayaan pelantikannya sebagai Presiden RI.


3. Cara bedakan wartawan Inggris dan Belanda

Setelah merdeka, segera datang pasukan sekutu yang membawa wartawan Amerika, Inggris dan Belanda. Namanya negara baru, tentu tidak ada 'press officer'. Maka Presiden Soekarno menunjuk seorang pemuda untuk meladeni wartawan itu.

Tentu saja pelajar itu tidak berpengalaman menghadapi wartawan asing yang agresif. Apalagi ada orang Belanda yang mengaku jadi wartawan Amerika. Akhirnya petugas itu menemukan cara. Dia menginjak kaki para wartawan itu.

"Kalau orang Belanda, dia akan berteriak OW! Tapi orang Amerika dan Inggris akan berteriak OUH," kata Soekarno.

Sebelum pergi, para wartawan itu minta izin dan surat pengantar. Soekarno bingung, surat apa? Maka dia membuat kartu asal jadi dan mengecapnya dengan sembarang stempel. Barulah wartawan asing itu pergi.

"Stempel itu tak ada artinya dan tak pernah ada yang pernah melihat sebelumnya," kata Soekarno geli.


4. Kisah AK Gani sang menteri penyelundup

Di awal kemerdekaan, perekonomian Indonesia karut marut. Satu-satunya cara mendapatkan uang atau kebutuhan rakyat adalah dengan cara menyelundupkan barang-barang ke luar negeri kemudian melakukan barter di sana.

Bahan pakaian, makanan, hingga senjata diselundupkan dari luar negeri. Tentu saja Belanda yang memblokade Indonesia kesal setengah mati.

"Orang yang menyelundupkan perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah Dr AK Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," kata Soekarno.


5. Jas pinjaman para diplomat Indonesia


Setelah Indonesia merdeka, Belanda kembali ingin kembali berkuasa di Indonesia. Selain bertempur, diplomasi di meja perundingan pun dilakukan.

Soekarno menceritakan Leimena, seorang dokter pedesaan. Selama pendudukan Jepang, Leimena tak punya baju selain sepasang pakaian dalam. Maka dia terpaksa meminjam jas dan dasi untuk menghadapi para diplomat Belanda.

"Orang-orang desa dengan baju pinjaman tiba-tiba terjun ke politik, duduk di meja perundingan berhadapan dengan wakil-wakil terhormat dari Ratu Juliana yang berpakaian mentereng. Atau melakukan perundingan dengan orang Inggris bergelar Sir atau Lord."

"Beberapa anggota delegasi kami malahan memakai sepatu pinjaman. Dan orang Inggris dan Belanda memanggil mereka dengan sebutan 'Yang Mulia'. Kesulitan terbesar dari para menteriku adalah menahan ketawa bila memikirkan keganjilan ini semua," kata Soekarno.


Sumber : Merdeka
0 komentar

Asal Usul Mantan Presiden Soeharto Dijuluki Bapak Pembangunan

Setelah menjadi presiden, mulai 1969 Soeharto dianggap berhasil menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Hal itu terlihat dimulainya pembangunan-pembangunan di Indonesia.

Asal Usul Mantan Presiden Soeharto Dijuluki Bapak Pembangunan

Bahkan, di tengah kesulitan dan resesi yang menerjang seluruh dunia kala itu, Indonesia malah dianggap sebagai negara kuat oleh Bank Dunia. Mampu mencapai laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rata-rata 7,6 persen per tahun.

Meski dianggap sukses memimpin Indonesia, ada juga kelompok oposisi yang mengecilkan arti dan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintahan Orde Baru kala itu. Karena itu, Ali Moertopo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan mengambil inisiatif sendiri.


Ia merencanakan untuk memberikan penghargaan kepada Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. Kemudian, pada 12 Maret 1981 Ali Moertopo mengumpulkan bawahannya dalam rapat kerja khusus Departemen Penerangan. Rapat itu membahas secara khusus pemberian gelar kepada Soeharto.

Setelah rapat beres, hasil rapat itu kemudian disampaikan kepada Soeharto. Ia kemudian menghadap dan berharap Soeharto mau menerima penghargaan sebagai Bapak Pembangunan. Mendengar laporan dari menterinya, Soeharto awalnya tak menggubris.

Meski mendapat penolakan, Ali Moertopo tidak kehabisan akal. Dua bulan berikutnya, saat Ali membuka pameran pembangunan di Kebayoran Lama, pada kesempatan itu, dia memanfaatkan waktu secara efektif untuk mengembuskan isu tentang Bapak Pembangunan.

Pada mulanya, masyarakat menanggapinya biasa saja. Seiring bergulirnya waktu, isu itu kemudian berubah menjadi super isu yang menyedot banyak perhatian dari berbagai kalangan.

Tingkat elite yang duduk di pemerintahan umpamanya, mereka malah ragu apakah Soeharto mau menerima penghargaan tersebut atau justru sebaliknya. Sebab, Soeharto dianggap tidak suka sanjungan dan penghargaan. Hal itu terlihat saat ada rencana untuk memberikan gelar Doctor Honoris Causa dari sebuah Universitas di luar negeri. Pemberian gelar itu juga ditolak oleh Soeharto. Demikian cerita soal Soeharto seperti yang tertulis dalam buku "Pak Harto Pandangan dan Harapannya" oleh Abdul Gafur.

Meski Soeharto tak merespons mengenai usulan pemberian gelar itu, desakan mulai muncul. Desakan mulai datang dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Mereka menyampaikan kembali agar Soeharto berkenan menerima penghargaan tersebut.

Gayung pun bersambut. Soeharto menyatakan dengan halus: "Penghargaan rakyat itu bagi saya adalah penghargaan terhadap keputusan rakyat sendiri yang telah berhasil memilih seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tekad rakyat untuk membangun," ujar Soeharto kala itu.

Pro dan kontra sempat mewarnai pemberian gelar Bapak Pembangunan ini. Untuk itu, Wakil Ketua DPR Mashuri Saleh ingin usulan pemberian gelar itu direm. Alasannya, ia khawatir akan terjadi pengkultus-individuan terhadap Soeharto sama seperti halnya dengan Bung Karno yang dipuja-puja secara berlebihan dalam bentuk berbagai penghargaan.

Akan tetapi, pandangan Mashuri ini tenggelam oleh hingar bingar masyarakat yang mengelu-elukan Soeharto agar diberikan gelar kehormatan Bapak Pembangunan. Banyak pula tokoh yang mendukung rencana pemberian gelar tersebut, seperti Buya Hamka. Mereka beralasan, dalam era pembangunan di bawah kepemimpinan Soeharto pembangunan ini baru dimulai."Malah kita baru mengenal apa arti pembangunan itu," katanya.

Karena desakan begitu kuat, melalui Tap MPR No V tahun 1983, MPR mengangkat Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia. 


Sumber : Merdeka
0 komentar

Masyarakat Heboh, Jokowi Dikira Maling

Setelah mengunjungi Kawasan Wisata Betawi, Setu Babakan dan makan siang di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo melakukan tinjauan dadakan ke Danau Riario, di daerah Pedongkelan, Jakarta Pusat.

Masyarakat Heboh, Jokowi Dikira Maling
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meninjau kawasan wisata budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta, Rabu, (21/11/2012).foto : Kompas
 

Tinjauan dadakan Jokowi ke Danau Riario adalah untuk merencanakan memproduktifkan kembali danau tersebut untuk rekreasi gratis bagi masyarakat.

"Ya Danau Riario ini kan sudah beberapa tahun enggak produktif. Ini mau kita produktifkan kembali untuk dipakai rekreasi gratis untuk masyarakat," kata Jokowi, di Danau Riario, Pedongkelan, Jakarta, Rabu, (21/11/2012).

Selain itu, Jokowi juga berencana menjadikan Danau Riario sebagai public space. Karena wilayah tersebut, dikatakan oleh Jokowi, sangat berpotensi untuk dijadikan tempat rekreasi gratis bagi masyarakat.


Jokowi juga akan merencanakan untuk melakukan pengerukan sampah di danau tersebut demi terwujudnya public space area.

"Nanti sampahnya dikeruk, airnya dijernihkan, diberi taman, ini akan jadi public space yang bagus sekali dan rencananya akan mulai dibangun pada awal 2013," kata Jokowi.

Setibanya di Danau Riario, seperti biasa, Jokowi langsung disambut oleh warga sekitar. Suasana sore itu yang tadinya sepi langsung berubah menjadi ramai saat Jokowi datang. Kemudian, Jokowi menyusuri danau Riario dan menyusuri gang-gang sempit.

Ada kejadian menarik yang terjadi saat blusukan itu. Mantan Wali Kota Solo itu disangka maling oleh warga setempat.

Seorang ibu rumah tangga yang tidak menduga dengan kehadiran Jokowi itu sempat mengira tetangganya sedang mengejar maling.

"Haduh, ya ampun. Kirain saya lagi pada ngejar maling. Ternyata lagi ada Pak Jokowi," kata Ibu itu.

Selain itu, seperti biasanya, masyarakat yang ada menyambut antusias kedatangan mantan Wali Kota Solo ini. Banyak dari warga yang berebut untuk berfoto dan bersalaman dengan Jokowi.

Anak-anak kecil juga turut menyambut kedatangan Jokowi. Tinjauan dadakan Jokowi ke Danau Riario ini didampingi oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Wiryatmoko.

Sumber : KOmpas
0 komentar
 
Support : Creating Website | T. Raflie Robi Sonata |
Copyright © 2013. Info Kita Saja - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Obyz Pharmacist
Proudly powered by Blogger